DUNIA INFORMASI UPDATE , TERHANGAT DAN TERPERCAYA

DESA WONOYOSO DESA SENTRA INDUSTRI

Desa Wonoyoso yang terletak di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu desa Usaha Mandiri. Hampir seluruh Warganya berprofesi sebagai pengrajin. Kerajinan yang dihasilkan beraneka ragam, namun yang paling banyak adalah kerajinan meubel dan kerajinan hasil pengolahan limbah industri pabrik tekstil yang berada di wilayah sekitar. Hasil Kerajinan di bidang meubel diantaranya ada kusen, pintu, jendela, almari, meja, kursi dan masih banyak lagi. 
dibidang pengolahan limbah industri pabrik tekstil, kerajinan yang dihasilkan diantarnya ada keset, bantal, guling, hiasan dinding, taplak meja dan sebagainya.
pemasaran produk kerajinan ini tidak hanya di wilayah jawa tengah, namun sudah merambah ke propinsi lain di Indonesia.
 
Dengan kegiatan usaha yang mayoritas sebagai pengrajin inilah Desa Wonoyoso kemudian dicanangkan menjadi desa sentra industri kecil pembuatan meubel dan kasur serta kerajinan keset. Pencanangan ditandai dengan pelepasan puluhan kendaraan roda empat sebagai armada pemasaran meubel dan kasur oleh Bupati Semarang H Mundjirin, Senin (26/9) siang di desa setempat. Ikut mendampingi Kepala Dinas Koperasi UMKM HM Riyanto, Camat Pringapus Satryo Wibowo dan Muspika Pringapus.


Salah seorang pengurus koperasi “Maju Lancar” Pudjiyanto yang menghimpun beberapa pengrajin meubel mengatakan usaha produktif di desanya telah berjalan sejak tahun 1997 lalu. Pemasarannya ada yang mampu merambah wilayah antar pulau seperti Kalimantan dan Sumatera. Bahkan ketika krisis ekonomi global terjadi, usaha meubel dan kasur di Wonoyoso tetap mampu bertahan. “Usaha ini mampu menyerap ratusan warga sebagai tenaga kerja,” jelas Pudjiyanto.


Dijelaskan, di Desa Wonoyoso terdapat 147 pengrajin meubel dengan puluhan kelompok pekerja. Selain itu terdapat 15 pengrajin kasur yang mampu menghasilkan 600 buah kasur perhari. Jumlah itu belum termasuk produksi pembuatan bantal dan peralatan lainnya. Sedangkan untuk kerajinan keset terdapat setidaknya sepuluh kelompok pengrajin dengan anggota kurang lebih 200 orang. “Seluruh warga yang berkecimpung dalam usaha ini mampu bekerja sama dan saling mendukung. Tidak ada persaingan yang  saling menjatuhkan meskipun memiliki usaha yang sama,” terangnya lagi.


Menurut Pudjiyanto, pihaknya meminta pemerintah daerah lebih peduli terhadap keberadaan para pengrajin. Antara lain dengan memberikan bantuan modal dan pembangunan infrastruktur jalan menuju Desa Wonoyoso. Bantuan hibah senilai Rp 120 juta yang diterima koperasi “Maju Lancar” akan dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha meubel. “Harapannya, Desa Wonoyoso akan dapat dikenal sebagai Jepara mini yang terkenal dengan produk meubel unggul,” tegasnya.


Bupati H Mundjirin saat sambutan mengharapkan warga para pelaku usaha produktif itu untuk aktif meningkatkan mutu produk dan memperluas wilayah pemasaran. “Pelaku industri kecil harus kreatif dan pandai melihat situasi untuk membuka dan memperluas pasar,” kata Bupati. Keberadaan industri kecil meubel, kasur dan keset, lanjut Bupati, harus terus dipertahankan sebagai salah satu ciri khas desa. Sehingga mampu menarik perhatian masyarakat luas untuk melirik dan membeli produk yang dihasilkan.


Sementara itu Kepala Desa Wonoyoso Ahmad Sutimin mengakui, usaha produksi meubel, kasur dan keset di desanya mampu menggairahkan perekonomian warga setempat. “Sebagian besar warga memang mengandalkan usaha industri kecil ini sebagai sumber pendapatan keluarga,” tambahnya.

Semoga Desa Wonoyoso bisa menjadi contoh kepada desa-desa lain di Indonesia, bahwa warga desanya tidak harus terus bergantung kepada Pemerintah.